Tentang Rasa














Cerita yang mungkin belum usai,-

Kamu datang di waktu yang tepat
Di waktu saat aku butuhkan pundak untuk bersandar,
di waktu saat aku butuhkan pegangan untuk tangan yang begitu lemah,
di waktu saat aku butuhkan tempat untuk beristirahat ketika kaki begitu lelah berjalan sendiri,
yah, di waktu yang tepat untuk aku mencurahkan segala keluhku.

Segala perhatianmu yang menenangkanku
Segala usahamu yang membuat ku kuat
Segala usahamu yang membuat ku menjadi orang yang  tangguh
Segala celotehmu yang mengajarkanku untuk tidak menjadi serang pecundang
Segala marah-marahmu yang mengajarkanku
untuk tidak menjadi seorang yang gampang mengeluarkan air mata.

Memang engkau datang menitipkan rasa di waktu yang tepat
Rasa yang berbeda tidak seperti biasanya
Rasa nyaman saat berada di dekatmu
Rasa percaya saat menceritakan segalanya kepadamu
Rasa yakin untuk menitipkan lelahku padamu
Rasa tenang saat mencurahkan segala air mataku padamu

Aku berjuang untuk tetap hidup untukmu
Berjuang pada semua kemungkinan paling mungkin akan terjadi padaku
Pada diriku yang menerima titipan Tuhan sebagai sebuah kado untuk perjalanan hidupku
Termasuk dirimu, Tuhan titipkan jemarimu untuk menyatu dengan jari-jari lemahku
Aku tahu Tuhan sangat adil
DIA sengaja menghadirkanmu sebagai makhluk yang harus kujaga
dengan rasa yang sama denganmu
Sampai pada masa dimana Tuhan berucap, "Nak, sudah waktunya pulang."
Aku yakinkan saat itu kamu sudah tumbuh menjadi pribadi yang dewasa
Terima kasih kasih untuk segala kenyamanan yang kau berikan
Saat ini aku masih mencoba kuat semampuku
Walaupun aku tahu itu mustahil tanpamu
Walaupun aku tahu begitu lelahnya aku tanpam
Aku bukan lagi orang hebat seperti katamu

Terima kasih untuk semua waktumu yang berharga yang telah kamu bagi untukku
Terima kasih untuk semua perhatian kecilmu untukku
Terima kasih karena telah memilihku menjadi lelakimu
Terima kasih pernah mengembalikan senyumku yang dulu pernah aku simpan

Percayalah, akan ada masa dimana aku begitu rindu
dengan genggaman tanganmu untuk menguatkanku
Rindu dengan usapan tanganmu dikepalaku
Rindu dengan kuatnya pundakmu ikut menopang bebanku
Rindu dengan pelukan hangatmu di tengah kebingunganku
Rindu dengan semua tentangmu

Tentangmu yang selalu mengajarkanku tentang arti menerima
Menerima segala kekurangan menjadi sebuah kelebihan
Menerima segala kesalahan menjadi sebuah wujud pendewasaan
Aku yakin tidak ada yang kebetulan di dunia ini
Termasuk mengenal, menyayangi, pun merindukanmu

Kamu tahu, aku (masih) membiarkan rasa itu tumbuh dan terus tumbuh
Aku yang membiarkan  rasa itu tetap di dalam hati ini
Jadi kalau saat ini aku merasakan hilangnya hadirmu disini, itu bukan salahmu
Tapi salahku yang berani mengambil resiko
Membiarkan rasa itu tetap ada sampai Tuhan mengajakku pergi

Sayang...
Jika suatu saat nanti kamu datang
Aku takkan pernah marah
Aku takkan pernah menolakmu
Apalagi mengusirmu
Aku akan menerimamu dengan senyum tulusku yang memang milikmu
Karena tak ada yang bisa gantikan rasa terima kasihku untukmu
menuntunku menjadi lelaki kuat.

Percaya atau tidak, kamu adalah salah satu alasanku bahagia

Ada satu hal yang harus kamu tahu,
Aku tidak pernah menyayangi seseorang sampai setulus ini

Terakhir dari tulisanku ini,
Tidak akan pernah ada lelaki yang sama dan perjuangan yang sama
bertahan dengan hebatnya untuk perempuannya yang menggenggam tangannya erat-erat

Semoga kau ada untuk membaca ini

Bacalah, semoga kamu terluka!




Dikutip dari novel "Jangan Panggil Dia Pelacur" (hal. 88)

Komentar

Postingan Populer